Mengenal Front-End Development

Website internet menawarkan berbagai layanan berbeda, salah satunya adalah belanja online. Ketika Anda menjelajahi situs belanja online, berpindah antar halaman, memilih kategori produk, atau membandingkan produk, Anda sedang berinteraksi dengan front-end dari sebuah website. Mari kita lihat bagaimana seorang front-end developer membangun bagian depan sebuah website.

Untuk memahami ini, pertama-tama kita perlu tahu bagaimana sebuah website dibuat. Biasanya, para web developer menggunakan Hypertext Markup Language (HTML), Cascading Style Sheets (CSS), dan JavaScript. Ketiga bahasa pemrograman ini bekerja bersama-sama. HTML digunakan untuk membuat struktur fisik dari sebuah website. Struktur fisik ini meliputi elemen-elemen seperti teks, tautan, gambar/video, pembatas halaman, dan tombol-tombol. Kode HTML memastikan bahwa semua elemen teks dan gambar diformat dengan benar agar browser menampilkan halaman secara konsisten.

Namun, HTML hanya bagian dasarnya. Sebuah website itu seperti rumah yang sudah dibangun, namun masih kosong. Untuk menambah estetika dan gaya pada ruang tersebut, kita membutuhkan interior designer. Begitu pula, untuk menambah daya tarik dan kesan visual pada sebuah website, dibutuhkan front-end developer. Misalnya, ketika Anda memesan produk di website, Anda akan menyadari bahwa halaman-halamannya memiliki font yang menarik, warna yang cocok, dan navigasi yang mudah. Nah, di sinilah CSS berperan.

CSS digunakan oleh front-end developer untuk membuat website menjadi stylish. CSS memberikan cara standar bagi front-end developer untuk mendefinisikan, menerapkan, dan mengelola berbagai karakteristik gaya untuk sebuah website dan komponennya. CSS memastikan konsistensi dalam tampilan dan nuansa, gaya, warna, font, desain, dan layout. Jadi, HTML digunakan untuk membuat struktur, sementara CSS digunakan untuk mendesain dan membuat website tersebut menarik.

CSS juga digunakan untuk menciptakan website yang kompatibel dengan berbagai browser dan perangkat. Ini berarti website dapat ditampilkan dengan baik di berbagai browser dan perangkat seperti PC, perangkat mobile, iPad, dan lain-lain.

Sebuah website belanja online biasanya intuitif, interaktif, dan cepat diakses. Di sinilah JavaScript memainkan peran penting. JavaScript adalah bahasa pemrograman berorientasi objek yang digunakan bersama dengan HTML dan CSS untuk menambah interaktivitas pada website. Sebagai contoh, Anda menggunakan HTML untuk menambahkan tombol login di halaman, CSS untuk mendesain tombol tersebut, dan JavaScript untuk menambah fungsi login pada tombol itu.

Satu lagi bahasa pengembangan front-end yang sedang populer adalah Syntactically Awesome Style Sheets (SASS). SASS adalah ekstensi dari CSS yang kompatibel dengan semua versi CSS. SASS memungkinkan Anda menggunakan fitur seperti variabel, aturan yang bersarang (nested rules), dan import inline, yang memudahkan pengorganisasian kode. SASS memungkinkan Anda untuk membuat style sheet lebih cepat dan mudah.

Selain itu, ada bahasa lain yang sedang digunakan, yaitu Learner Style Sheets (LESS). LESS meningkatkan kemampuan CSS dengan menambah gaya dan fungsionalitas lebih lanjut. LESS sepenuhnya kompatibel dengan CSS. Less.js adalah alat JavaScript yang mengonversi gaya LESS menjadi gaya CSS.

Dengan semua bahasa ini, website dapat dirancang menjadi reactive dan responsive. Reactive atau adaptive websites adalah website yang menampilkan versi berbeda dari website yang sama berdasarkan ukuran layar yang digunakan. Misalnya, sebuah website bisa menampilkan lebih banyak informasi jika dibuka di PC daripada di perangkat mobile. Responsive design berarti website akan secara otomatis menyesuaikan ukurannya sesuai dengan perangkat yang digunakan. Sebagai contoh, jika Anda membuka website produk di perangkat mobile, website tersebut akan menyesuaikan diri dengan ukuran layar yang kecil namun tetap menunjukkan semua fitur yang ada.

Selain itu, JavaScript frameworks adalah rangkaian aplikasi yang ditulis menggunakan JavaScript. Framework ini memungkinkan programmer untuk memanipulasi fungsi yang ada, menggunakannya di mana pun dibutuhkan, dan membuat aplikasi yang responsif terhadap perangkat. Beberapa contoh framework yang digunakan saat ini adalah:

  • Angular: Framework open-source yang dikembangkan dan dikelola oleh Google. Angular memungkinkan website untuk merender halaman HTML dengan cepat dan efisien. Angular memiliki alat bawaan untuk routing dan validasi form.
  • React.js: Dikembangkan dan dikelola oleh Facebook. React.js adalah JavaScript library yang digunakan untuk membangun dan merender komponen-komponen dalam halaman website. React.js bukan suite alat lengkap—misalnya, routing bukan bagian dari framework ini dan perlu ditambahkan dengan alat pihak ketiga. React.js hanya membantu dalam membangun dan menyusun komponen ke dalam halaman.
  • Vue.js: Dikembangkan oleh komunitas, Vue.js berfokus pada lapisan view, yang mencakup antarmuka pengguna, tombol, dan komponen visual lainnya. Vue.js sangat fleksibel, skalabel, dan mudah berintegrasi dengan framework lain.

Tugas seorang front-end developer terus berkembang. Teknologi yang digunakan selalu diperbarui, dan oleh karena itu, front-end developer perlu terus memperbarui website yang mereka buat. Website yang mereka bangun harus bekerja dengan baik di berbagai browser, sistem operasi, dan perangkat yang berbeda.